Minggu, 05 Agustus 2012

ILMU ANGUGERAH ALLAH SWT

Ilmu merupakan anugerah dari Allah yang tidak ternilai harganya. Berkat ilmu, manusia mendapatkan derajat yang sangat tinggi di dunia ini. Penciptaan manusia dan kedudukan manusia menjadi pemimpin di dunia ini pun tidak lepas dari keterlibatan ilmu. Adalah Adam ‘alaihissalam, manusia pertama yang ada di bumi, diciptakan oleh Allah dengan dibekali ilmu.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
(Al-Baqarah : 30, 31, 32, 33)
Ayat-ayat diatas menjelaskan kepada kita peranan ilmu dalam kehidupan manusia. Allah memberikan sedikit ilmuNya kepada manusia, untuk melebihkan manusia dari ciptaanNya yang lain. Bahkan, ilmu manusia jauh melebihi para Malaikat, makhluk yang paling taat dan patuh kepada Allah. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban manusia untuk menimba ilmu disetiap hembusan nafasnya, disetiap pandangan matanya, serta disetiap gerak langkahnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan jalan baginya menuju surga” (HR.Muslim)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim” (HR.Ibnu Majah)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada dijalan Allah sampai dia kembali” (HR. Tirmidzi)
Dari Abu Darda, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk orang yang mencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang mereka perbuat” (HR.Abu Dawud)
Ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan terputus sampai hari kiamat tiba. Orang yang telah meninggal dengan mewariskan ilmu akan terus mendulang pahala dari ilmu yang bermanfaat yang diajarkannya kepada orang lain.
Dari Abu Hurayrah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
”Jika anak Adam meninggal, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakannya” (HR.Muslim)
Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang memberi kabar tentang keutamaan seseorang yang mencari ilmu. Kemudian, setelah ilmu kita dapatkan, maka, apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang berilmu? Urutan-urutannya adalah sebagai berikut :
  1. Mencari ilmu
  2. Meng-amal-kan ilmu yang didapat
  3. Meng-ajar-kan ilmu yang telah diamalkan.
Apabila dengan mencari ilmu saja, keutamaan yang didapat sudah sedemikian besar, maka dapat kita bayangkan keutamaan yang akan didapatkan dengan mengamalkannya. Dapat juga kita bayangkan, apabila dalam mencari ilmu sudah sedemikian beratnya, maka, tentulah berat untuk mengamalkannya. Perlu dicetak tebal, digarisbawahi, serta dicetak miring disini, bahwa langkah terberat adalah mengamalkan ilmu yang telah didapat.
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Ash-Shaaf : 2 – 3)
Allah memperingatkan agar setelah kita mendapatkan ilmu yang kita cari, kita tidak langsung mengajarkannya ke orang lain sebelum kita sendiri mengamalkannya. Artinya, point nomor 2 diatas tidak boleh dilewatkan. Seseorang yang berilmu belum tentu dia adalah seorang ulama. Setinggi apapun ilmu seseorang, maka sebutan ulama hanya boleh disandangnya apabila memenuhi 2 syarat utama berikut ini :
1. Seorang ulama sejati adalah orang yang takutnya kepada Allah, melebihi takutnya kepada apapun/siapapun di dunia ini.
“……………………….Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Fathiir :28)
2. Seorang ulama sejati adalah orang yang mengamalkan ilmunya dengan ikhlas karena Allah semata.
Dari Usamah bin Zaid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Akan didatangkan seseorang pada hari kiamat, kemudian dilemparkan ke dalam neraka hingga keluar usus-usus perutnya, lalu orang tersebut berputar-putar sambil membawa ususnya itu, seperti halnya keledai yang berputar-putar mengelilingi alat penggiling, maka berkumpullah penghuni neraka seraya berkata:”Wahai fulan, apa yang terjadi pada dirimu? Bukankah dahulu engkau menyuruh melakukan ma’ruf dan mencegah dari yang munkar? Lalu dia menjawab:”Betul, saya dahulu menyuruh kepada yang ma’ruf tapi saya tidak melaksanakannya. Dan saya mencegah dari yang munkar tetapi saya melanggarnya” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Abu Darda meriwayatkan sebuah hadits mauquf,
“Tidaklah seseorang itu disebut orang yang berilmu hingga dia mengamalkan ilmunya” (HR.Ibnu Hibban)
Dari Abu Bakar bin Abdullah bin Ja’far, dia berkata :
Saya mendengar Ahmad bin Hanbal ditanya tentang pria yang menulis hadits dan memperbanyak menulis hadits. Beliau (Al-Imam Ahmad) menjawab :”Hendaknya ia memperbanyak amal yang setaraf dengan semakin meningkatnya ilmu. Sesungguhnya ilmu adalah seperti harta. Apabila harta bertambah, maka zakatnya pun bertambah” (Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Iqtidhoul ilmi ‘amala, tahqiq oleh Al-Albani)
Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah untuk meng-amal-kan ilmu yang kita miliki. Semoga kita dijauhkan dari golongan orang-orang yang dimurkaiNya. Amiin.
Seorang penyair berkata :
“Wahai orang yang mengajar orang lain
Tidakkah engkau mengingat dirimu
Terhadap pengajaran tersebut?
Mulailah dengan dirimu
Lalu cegahlah ia dari kesesatan
Apabila dirimu selamat dari kesesatan,
Maka engkau adalah orang yang bijaksana
Janganlah engkau melarang suatu perilaku
Dan engkau melakukannya
Jika engkau melakukan yang demikian ini
Maka engkau akan mendapat dosa yang besar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar